Langsung ke konten utama

Pelajaran dari Buku SWITCH Karya Kazuo Murakami


Disini saya hanya ingin berbagi dengan kalian, apa yang saya dapat setelah membaca buku "Mengaktifkan Saklar Positif Gen untuk Mengubah Hidup Anda : SWITCH" Karya Kazuo Murakami penulis dari Best Seller yang berjudul "The Miracle of DNA".
Mungkin sebagian dari yang saya tulis di bawah ada yang tidak kalian mengerti, karena saya hanya mengambil intisari yang saya anggap penting untuk kita teladani. dan bukan itu saja saya ingin kalian membaca buku tersebut seutuhnya karena ada banyak sekali hal yang sangat bermanfaat untuk kehidupan kita. saya mohon kritik dan saran setelah kalian membaca tulisan ini agar ke depannya saya bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagi. sekian dan selamat membaca. :D

  • Gen bukanlah bawaan lahir yang kaku dan seumur hidup tidak akan pernah berubah. Gen memiliki fleksibilitas,pada saat-saat tertentu ia berubah sesuai dengan lingkungan tubuh dan keadaan hati kita.
  • Kinerja gen saat mengikuti perintah dari informasi genetika, lebih penting daripada informasi itu sendiri. Ini berarti, dalam proses untuk melahirkan,menopang,meneruskan, dan mengembangkan kehidupan, peranan saklar gen lebih besar ketimbang gen itu sendiri.
  • Apakah yang menyalakan atau mematikan saklar gen?, jawabannya adalah “lingkungan”: factor fisik ex.panas,tekanan tegangan,latihan dsb, factor makanan dan kimiawi ex.alkohol,rokok,hormone dsb, factor psikologis ex.kegirangan,cinta,haru,kebahagiaan,harapan,dsb
  • Di alam terdapat banyak sekali contoh seperti ini yang menekankan bahwa “didikan lebih penting daripada bawaan lahir”. Hal ini menunjukan bahwa sifat,karakteristik, dan kemampuan makhluk hidup tidak hanya ditentukan oleh ketetapan yang telah ditulis takdir, tetapi juga dapat berubah setelah ketetapan itu akrena lingkungan.
  • “Lingkungan mengubah manusia”, fakta ini tak perlu lah sampai dibuktikan secara ilmiah. Siapa pun kita, pasti pernah merasakan dan mengetahui hal ini dalam pengalaman dan kebiasaan kita.
  • Jadi, lingkungan dan kerja keras, merupakan factor yang didapat setelah lahir, memililki pengaruh lebih kuat dibanding factor genetika bakat yang ditetapkan dari awal. Factor ini kemudian mengaktifkan saklar gen, lalu menumbuhkan dan mengubah manusia. Dengan menambahkan factor lingkungan pada gen, kemampuan makhluk hidup dapat ditingkatkan ke level maksimal.
  • Seandainya hal itu benar adanya, jika memang benar hati bisa memengaruhi gen, maka hal ini akan memberikan harapan baru pada cara hidup dan cara berpikir kita. Mengapa? Karena kalau begitu, dengan mengubah keadaan “lingkunagn hati”, kita bisa mengubah diri kita, mengubah jalan hidup kita.
  • Dengan membaca kisah-kisah ini, kita pasti akan paham bahwa jika kita hidup tanpa melupakan rasa haru dan syukur serta hasrat dan makna hidup, melewati hari-hari dengan tawa canda dan pikiran optimis, cara hidup yang meng-ON-kan gen seperti ini adalah syarat terpenting dalam mewujudkan kesuksesan dan kebahagiaan.
  • Dengan demikian, apa yang kita pikirkan, apa yang dirasakan hati kita saat menjalani kehidupan setiap hari, kualitas dan kuantitas dari perasaan dan kesadaran pikiran kita akan diterjemahkan apa adanya menjadi kualitas dan kuantitas hidup kita.
  • Demikianlah, lingkungan yang baru melahirkan pemikiran yang baru, hal-hal yang selama ini tidak terlihat bisa jadi terlihat. Dari sini akan terlahir pola pikir yang baru, dan kita bahkan bisa memulai hidup yang benar-benar baru. 
  • "Saya jadi manager bukan karena saya ingin jadi manager. Jadi bagaimanapun hasilnya, tanggung jawab tidak terletak pada saya, tetapi pada orang yang memilih saya. Kalau begitu, pendapat dan kritikan orang lain tak perlu saya dengar, lakukan saja apa yang bisa saya lakukan semaksimal mungkin. Konsentrasi lah pada hal itu saja. Jika dengan begitu pun tak ada hasil yang memuaskan, itu adalah takdir yang dijatuhkan langit pada saya". Takeshi Okada(manajer timnas Jepang piala Dunia 2014).
  • Dengan mengubah keadaan hati, pemandangan yang sama dapat terlihat sungguh berbeda. Apakah bagi kita itu adalah situasi yang baik atau buruk sebenarnya hanya masalah "hati". Hal ini tidaklah jarang kita temui. 
  • Penyebabnya adalah kemampuan yang tersembunyi di dalam gen kita nyaris tak terhingga. Jika dalam kepala kita membayangkan " Ingin melakukan ini", atau merasa "pasti menyenangkan kalau jadi seperti ini",  sebenarnya siapa pun benar-benar bisa melakukannya dan kemampuan itu tersimpan secara laten dalam hati, pikiran, dan tubuh kita.
  • " Jika saya tidak mengidap MS (Multiple Sclerosis), saya tidak akan bertemu dengan orang-orang yang saya kenal sekarang. Karena penyakit ini, banyak hal yang saya sadari. Banyak juga hal yang saya mengerti karena kursi roda. Karena itu, saya mencintai diri saya seutuhnya, lengkap dengan penyakit MS ini. Saya terlahir sebagai diri saya, dan saya juga akan hidup sebagai diri saya. Yukie Sasada (penderita penyakit Multiple sclerosis))
  • Rasa syok karena kematian ayahnya mengajarkannya tentang pentingnya kehidupan dan rasa syukur atas kehidupan itu. Semua yang terjadi selama hidup adalah sesuatu yang kita butuhkan. 
  • Kita harus mensyukuri nyawa makhluk hidup, dan menyadari betapa pentingnya momen demi momen "saat ini" Yang terus mengalir. Kebahagiaan bukan terlahir dari dalam "hati yang menginginkan sesuatu yang tidak dimiliki", tetapi dari " Hati yang penuh terisi dengan apa yang sedang dimiliki ".
  • "Manusia tidaklah hidup sendirian. Seseorang hidup dengan ditopang oleh banyak hal dan orang lain. Karena itu, menjalani hidup itu saja sudah merupakan sebuah seni".
  • " Menyenangkan orang-orang yang sudah renta memberikan kesenangan pada diri sendiri"."membuat semua orang tertawa juga menyehatkan diri sendiri. "
  • Setiap sel adalah makhluk hidup yang mandiri, dan sel tersebut berjumlah 60 triliun, berdesakan dalam tubuh manusia. Meski sangat padat seperti itu, masing-masing sel mampu memenuhi tugasnya sambil membantu kinerja sel lain, mendukung kegiatan organ, menghidupkan keseluruhan individu tersebut. 
  • Jadi, kehidupan kita merupakan "pinjaman" Dari alam(Allah).  Segala sesuatu yang kita pinjam harus kita kembalikan, itulah prinsip moral yang baik. Itulah penyebab mengapa semua kehidupan memiliki batas usia. 
  • Dialah "induk sumber" Dari segala makhluk hidup, tuan pencipta dari angkasa dan alam. Melalui gen, dia melahirkan gotong royong, hubungan, dan keluwesan dalam kehidupan. Dia meminjamkan kehidupan kepada kita, dan bila habis batasnya Dia ambil kembali, disimpan dalam kantongnya untuk selamanya. Dialah sang akbar, sumber kehidupan yang sangat agung ini. 
  • Setelah meneliti empat ratus pasien penyakit jantung, pasien yang menerima doa dari orang lain memiliki tingkat penggunaan alat bantu pernapasan, antibiotik, dan alat dialisis yang lebih rendah dibanding mereka yang tidak. Ditambah lagi, doa dari tempat yang jauh terpisah pun ditemukan memiliki pengaruh yang sama. Pasien-pasien ini tidak mengetahui bahwa mereka didoakan dari tempat lain. 
  • Dapat disimpulkan, jika kita membuat orang tertawa, kita lebih bisa menyehatkan diri dibanding dengan kalau kita sendiri yang tertawa. 
  • Sel jantung bekerja untuk memenuhi fungsi jantung. Sel ginjal bekerja untuk memenuhi fungsi ginjal. Masing-masing bekerja dengan tekun dan serius. Mereka tak akan pernah mengatakan, "hari ini saya lelah, saya ingin istirahat". Atau, "saya bosan mengerjakan tugas jantung, saya ingin bekerja menggantikan tugas ginjal. "
  • Kematian adalah batas waktu pengembalian kehidupan. Batas kehidupan yang memastikan semua makhluk hidup suatu saat pasti akan mati dan "tidak terlalu lama hidup". Inilah yang menciptakan kerendahan hati dan keteraturan dalam kehidupan. Misalnya, jika kita merasa kehidupan adalah sebuah pinjaman, kita pasti mengerti bahwa " Membuat anak " Adalah ungkapan yang sombong. Manusia tidak dapat menciptakan kehidupan hanya dengan kekuatannya sendiri. Karena itu, anak bukan sesuatu yang kita buat, melainkan sesuatu yang kita Terima.
  • Misalnya, masyarakat modern takut pada "kematian" Melebihi segalanya. Itu adalah salah satu "penyakit" Akibat terlalu memandang kehidupan dari sisi ilmiah.Kehidupan itu terbatas, dan dalam kematian, terbentang ruang kosong di dunia yang hitam dan gelap. Karena kita hanya memikirkan kematian secara logis seperti itu, kematian hanyalah menjadi sesuatu untuk ditakuti. Ilmu kedokteran juga mengatakan "kematian adalah kekalahan". Hal ini menambah lagi ketakutan terhadap kematian.Jika kita mempertimbangkan ruh yang merupakan " Kehidupan yang tidak mati", rasa takut terhadap kematian menjadi lebih ringan. Dalam makhluk hidup, ada kehidupan yang akan mati seperti tubuh, ada pula kehidupan yang tidak mati seperti ruh. Dengan berpikir seperti itu, pemikiran kita tentang kehidupan tentu akan menjadi lebih dalam.
orang yang murah senyum, senang bertemu orang baru, dan selalu positive thinking :D

Komentar