MENGANALISIS
PERILAKU KONSUMEN
Pendahuluan
Dalam mengenal konsumen
kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh
aktivitas jiwa manusia itu sendiri.
Sebelum kita menganalisis perilaku
konsumen,perlu dipikirkan :siapakah konsumen kita?apa yang menjadi kebutuhan
konsumen?kapan dan bagaimana mereka membeli?kemudian dalam proses
pembelian:siapakah pencetus insiatifnya?siapakah pemberi pengaruhnya?siapakah
pengambil keputusan?siapakah yang melakukan proses pembelian?siapakah yang akan
memakai produk yang akan dibeli atau sudah dibeli?
Menganalisis prilaku
konsumen akan lebih mendalam dan berhasil apabila kita dapat memahami
aspek-aspek psikologis manusia secara keseluruhan,kekuatan faktor sosial budaya
dan prinsip-prinsip ekonomis serta strategi pemasaran.
BAB
STUDI PERILAKU KONSUMEN
A.
PENGERTIAN
PERILAKU KONSUMEN
1. James
F. Engel et al.(1968:8) berpendapat bahwa:
“Perilaku konsumen
didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat
dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk
proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut”
2. David
L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984:6) mengemukakan bahwa :
“perilaku konsumen dapat
didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu
secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi,memperoleh,menggunakan
atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa”
3. Gerald
Zaltman dan Melanie Wallendorf (1979:6) menjelaskan bahwa :
“perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan,proses, dan hubungan sosial yang dilakukan
individu,kelompok,dan organisasi dalam mendapatkan,menggunakan suatu produk
atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan
produk,pelayanan,dan sumber-sumber lainnya”
Berdasarkan pendapat para
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh individu,kelompok,dan organisasi yang berhubungan dalam
proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,menggunakan suatu produk atau
lainnya yang dipengaruhi lingkungan.
B.
VARIABEL-VARIABEL
DALAM MEMPELAJARI PERILAKU KONSUMEN
ada tiga variabel dalam
mempelajari perilaku konsumen,yaitu variabel stimulus,variabel respon,dan
variabel antara.hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Louden
dalam (mangkunegara, 2009) :
1. Variabel
stimulus
Variabel stimulus merupakan
variabel yang berada di luar diri individu (faktor eksternal) yang sangat
berpengaruh dalam proses pembelian.Contohnya :merek dan jenis
barang,iklan,pramuniaga,penataan barang,dan ruangan toko.
2. Variabel
respons
Variabel respon merupakan
hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel stimulus.Variabel respons
sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus.Contohnya :
keputusan membeli barang,pemberian penilaian terhadap barang,perubahan sikap
terhadap suatu produk.
3. Variabel
intervening
Variabel intervening adalah
variabel antara stimulus dan respons.variabel ini merupakan faktor internal
individu,termasuk motif-motif membeli,sikap terhadap suatu peristiwa,dan
persepsi terhadap suatu barang.Peranan variabel intervening adalah untuk
memodifikasi respons.
Hubungan
antara variabel stimulus,intervening,dan variabel respons ditunjukan pada bagan
1.1
Bagan
1.1
|
|
|
||||||
C.
KEBUTUHAN KONSUMEN
1.
Pengertian kebutuhan
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau
pertentangan antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri.apabila
konsumen kebutuhannya tidak terpenuhi,ia akan menunjukan perilaku
kecewa.sebaliknya,jika kebutuhannya terpenuhi,konsumen akan memperlihatkan
perilaku yang gembira sebagai manifestasi rasa puasnya.
2.
Tipologis kebutuhan
a. Hierarki kebutuhan menurut
teori abraham maslow
Abraham maslow berpendapat bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah
:
1. Kebutuhan fisiologis,yaitu kebutuhan untuk makan,minum,perlindungan
fisik,bernapas,seksual.kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat rendah atau
disebut pula sebagai kebutuhan paling dasar
2. Kebutuhan rasa aman,yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
ancaman,bahaya,pertentangan, dan lingkungan hidup
3. Kebutuhan untuk merasa memiiki,yaitu kebutuhan untuk diterima oleh
kelompok,berafiliasi,berinteraksi,dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.
4. Kebutuhan akan harga diri,yaitu kebutuhan untuk dihormati dan
dihargai oleh orang lain.
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri,yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan ,skill, dan potensi,kebutuhan untuk berpendapat dengan
mengemukakan ide-ide,memberi penilaian dan kritikan terhadap sesuatu.hierarki
kebutuhan dari abraham maslow ditunjukan dalam bentuk piramid di bawah :
Selanjutnya,abraham maslow mengemukakan bahwa orang dewasa dapat
memuaskan kira-kira 85 persen kebutuhan fisiologis, 70 persen kebutuhan rasa
aman, 50 persen kebutuhan untuk memiliki dan mencintai, 40 persen kebutuhan
harga diri, dan hanya 10 persen kebutuhan aktualisasi diri
Gerald zaltman dan melanie wallendorf (1979:324) mengemukakan bahwa
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,terdapat korelasi positif
antara posisi hierarki kebutuhan dengan tingkat perbedaan suatu produk.tingkat
kebutuhan yang lebih tinggi akan menunjukan perbedaan yang lebih besar pula
terhadap suatu produk.
b. Kebutuhan menurut David
McClelland
David mcclelland mengemukakan bahwa ada tiga macam kebutuhan,yaitu
:
1. Need for achievement,yaitu kebutuhan untuk berpretasi yang merupakan refleksi dari
dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah.Seorang yang kebutuhan
berprestasinya tinggi cenderung untuk berani mengambil resiko.kebutuhan untuk
berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik daripada
sebelumnya,selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi.
2. Need for affilation,yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk
berinteraksi dengan orang lain,tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang
lain.
3. Need for power,yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang merupakan refleksi dari
dorongan untuk mencapai auotoritas,untuk memiliki pengaruh kepada orang lain.
3.Resolusi Dan Konflik
Kebutuhan
Ada empat tipe situasi konflik,yaitu approach-approach conflict,approach-avoidance
conflict,avoidance-avoidance conflict,double approach-avoidance conflict.
a. Approach-approach conflict, adalah konflik yang terjadi apabila konsumen dihadapkan kepada
situasi yang positif secara serentak atau bersamaan,yang harus dipilih salah
satu alternatif sebagai suatu tindakannya.Misalnya konsumen harus memutuskan
memilih diantara dua merek dari produk yang sama pada situasi
bersamaan.konsumen merasa kedua merek tersebut seimbang positifnya.Dalam
menghadapi situasi tersebut, yang terpenting bagi manajer ialah berupaya
mengembangkan strategi yang dapat membuat merek yang berbeda dari produk yang
berkualitas yang seimbang.
b. Approach-avoidance conflict, ialah konflik yang terjadi jika konsumen dihadapkan kepada situasi
yang bersamaan dan ia harus segera melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu.misalnya konsumen ingin membeli suatu barang,tetapi uang yang ada
padanya adalah untuk memenuhi kebutuhan lainnya.atau konsumen ingin memiliki
suatu barang,tetapi tidak mempunyai uang untuk membelinya.ahli pemasaran harus
dapat mengidentifikasi kualitas produk yang layak atau tidak layak untuk
konsumen.di samping itu, dapat pula dilakukan pembelian barang dengan sistem
kredit.
c. Avoidance-avoidance conflict,ialah konflik yang terjadi apabila konsumen dihadapkan kepada
situasi yang segera harus menghindarkan dua tujuan atau tindakan.misalnya
konsumen mempunyai kebutuhan yang mendesak untuk memiliki suatu barang,tetapi
barang yang tersedia di toko adalah barang dengan merek yang tidak disukainya.
d. Double approach-avoidance
conflict,ialah konflik yang terjadi apabila konsumen
dihadapkan kepada dua situasi yang bersamaan, satu situasi berpengaruh positif
dan situasi lainnya berpengaruh negatif jika tidak dilaksanakan.Misalnya
konsumen mempunyai kebutuhan yang mendesak untuk membeli suatu barang,tetapi
pada saat bersamaan uang yang ada padanya harus pula dibelikan obat.
D.
MOTIVASI KONSUMEN
1.
Pengertian motif dan motivasi
Abraham sperling (1967:183) mengemukakan bahwa motif didefinisikan
sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas,dimulai dari dorongan dalam
diri(drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri.penyesuaian diri dikatakan
untuk memuaskan motif.
William j. Stanton (1981:101) mendefinisikan bahwa suatu motif
adalah kebutuhan yang distimulasi yang dicari oleh individu yang berorientasi
pada tujuan untuk mencapai rasa puas.
Sedangkan motivasi didefinisikan oleh Fillmore H. Stanford
(1969:173) sebagai berikut : motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakan
manusia ke arah suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa motif
merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri konsumen yang perlu dipenuhi agar
konsumen tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.sedangkan
motivasi adalah kondisi yang menggerakan konsumen agar mampu mencapai tujuan
motifnya.
BAB FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
A.
KEKUATAN SOSIAL BUDAYA
1.
Faktor Budaya
Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari
satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku
dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan merupakan suatu hal yang kompleks yang meliputi ilmu
pengetahuan,seni,moral,adat,kebiasaan, dan norma-norma yang berlaku pada
masyarakat.
Implikasi umum dari perubahan budaya untuk ahli pemasaran adalah
sebagai berikut:
a. Psikologis untuk cenderung bebas dari ketidakamanan ekonomis.
Dalam
hal ini konsumen menunjukan :
·
Kecenderungan ke arah
meningkatkan kekuatan fisik,yaitu menggunakan waktu yang berlebihan untuk mendapat
uang yang cukup.
·
Kecenderungan ke arah
personalisasi,yaitu menunjukan gaya hidup yang baru,keinginan sedikit berbeda
dengan orang lain.semua ini diekspresikan melalui produk
·
Kecenderungan ke arah
kesehatan dan kesegaran fisik,yaitu menjaga kesehatan secara lebih
baik,melakukan diet.
·
Kecenderungan ke arah bentuk
baru secara materialistis,yaitu status simbol baru,memiliki materi dan uang
lebih banyak.
b. Kecenderungan kepada paham Antifungsionalis.
Konsumen menunjukan:
·
Kecenderungan ke arah aliran
romantis baru, yaitu keinginan memperbaharui kehidupan romantis,kehidupan yang
modern.
·
Kecenderungan ke arah sesuatu
yang baru dan suatu perubahan,yaitu menelusuri perubahan yang konstan,sesuatu
yang baru,pengalaman baru,reaksi melawan kebiasaan yang selalu sama.
·
Kecenderungan ke arah
keindahan lingkungannya, yaitu menekankan keindahan rumah,mengerjakan sesuatu,
atau membeli sesuatu
c. Kecenderungan reaksi melawan kompleksitas
Konsumen menunjukan :
·
Kecenderungan ke arah hidup
sederhana,yaitu pelayanan dan cara hidup.
·
Kecenderungan ke arah kembali
pada alam,yaitu menolak yang bersifat artifisial,mengadopsi yang lebih bersifat
alamiah dalam berpakaian,makan, dan cara hidup
·
Kecenderungan ke arah
peningkatan kebangsaan, yaitu menemukan kepuasan baru,mengidentifikasi
makanan,pakaian,gaya hidup yang berbeda dari setiap bangsa
·
Kecenderungan ke arah
peningkatan keterlibatan masyarakat,yaitu meningkatkan afiliasi dengan
masyarakat setempat,aktivitas yang ada pada tetangga
2.
Faktor kelas sosial.
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari
sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat.
Kelas sosial berbeda dengan status sosial walaupun sering kedua
istilah ini diartikan sama.sebenarnya kedua istilah tersebut merupakan dua konsep
yang berbeda.Contohnya,walaupun seorang konsumen berada pada kelas sosial yang
sama,memungkinkan status sosialnya berbeda,atau yang satu lebih tinggi status
sosialnya daripada yang lainnya.
Werner (lemming hansen, 1972:249-251) mengemukakan bahwa kelas sosial
dapat dikategorikan ke dalam upper-upper
class,lower-upper class,upper-midle class,lower middle class, dan lower-lower class.
1. Kelas puncak atas, jumlahnya relatif sedikit, merupakan orang
ningrat, mempunyai banyak harta warisan, mempunyai reputasi internasional.
2. Kelas puncak bawah, adalah orang-orang kaya,tetapi bukan orang
ningrat, pemilik perusahaan besar, dokter dan ahli hukum yang kaya.
3. Kelas menengah atas merupakan orang-orang yang sukses dalam
profesinya, misalnya dokter,para ahli,profesor,pengusaha perusahaan cukup
besar,orang yang mempunyai motivasi tinggi untuk mengembangkan karirnya,
biasanya merupakan anggota pemain golf,bridge,
scrabble.
4. Kelas menengah bawah merupakan pekerja yang non
manajerial,mempunyai usaha kecil-kecilan, mempunyai rumah yang sederhana.
5. Kelas bawah atas terdiri dari orang-orang berpenghasilan relatif
cukup untuk kehidupan sehari-harinya, dan pada umumnya istrinya ikut aktif pula
menambah penghasilannya.kelas bawah atas ini merupakan pula pedagang atau
pengusaha ekonomi lemah,pegawai biasa.
6. Kelas bawah rendah terdiri dari pekerja-pekerja kasar, hidup dengan
penghasilan kurang.
Untuk lebih memudahkan kita memahami kelas sosial masyarakat,
sebaiknya kelas sosial itu dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Kelas sosial golongan atas,
2. Kelas sosial golongan menengah, dan
3. Kelas sosial golongan rendah.
Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen
dapat dikarakteritiskan antara lain :
1. Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli
barang-barang yang mahal,membeli pada toko yang berkualitas dan lengkap (toko
serba ada, supermarket), konservatif dalam konsumsinya, barang-barang yang
dibeli cenderung untuk dapat menjadi warisan bagi keluarganya.
2. Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang untuk
menampakkan kekayaannya, membeli barang dengan jumlah yang banyak dan
kualitasnya cukup memadai.Mereka berkeinginan membeli barang yang mahal dengan
sistem kredit, misalnya membeli kendaraan, rumah mewah, perabot rumah tangga.
3. Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang dengan
mementingkan kuantitas daripada kualitasnya. Pada umumnya mereka membeli barang
untuk kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan penjualan barang-barang yang diobral
atau penjualan dengan harga promosi.
3.Faktor kelompok anutan
(Small Reference Group)
Kelompok anutan didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang
mempengaruhi sikap,pendapat,norma, dan perilaku konsumen.
Kelompok anutan ini merupakan kumpulan keluarga,kelompok, atau
organisasi tertentu. Misalnya perhimpunan artis, atlet, kelompok pemuda,
kelompok mesjid, dan organisasi kecil lainnya.
Pengaruh kelompok anutan terhadap perilaku konsumen antara lain
dalam menentukan produk dan merek yang mereka gunakan yang sesuai dengan
aspirasi kelompok.
Oleh karena itu, bagi ahli pemasaran pening untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi pengaruh-pengaruh kelompok anutan terhadap
penggunaan produk, merek yang sesuai dengan aspirasi kelompok anutan tersebut.
2. Mengukur keluasan pengaruh kelompok anutan dalam proses pengambilan
keputusan membeli.
Keefektifan pengaruh perilaku konsumen dari kelompok anutan
tersebut sangat bergantung pula pada kualitas produk dan informasi yang
tersedia pada konsumen.
4.faktor keluarga
Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang
terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan
keputusan membeli.
Keluarga dapat berbentuk keluarga inti yang terdiri dari tokoh
ayah,ibu dan anak.dapat pula berbentuk keluarga besar yang terdiri dari tokoh ayah,ibu,anak,kakek,
dan nenek serta warga keturunannya.
Dalam menganalisis perilaku konsumen, faktor keluarga dapat
berperan sebagai berikut :
1. Siapa pengambil inisiatif, yaitu siapa yang mempunyai inisiatif
membeli, tetapi tidak melakukan proses pembelian.Apakah tokoh ayah,ibu, atau
kakek dan nenek?
2. Siapa pemberi pengaruh, yaitu siapa yang mempengaruhi keputusan
membeli.apakah tokoh ayah,ibu, atau kakek dan nenek?
3. Siapa pengambil keputusan, yaitu siapa yang menentukan keputusan
apa yang dibeli. apakah tokoh ayah,ibu?
4. Siapa yang melakukan pembelian, yaitu siapa diantara keluarga yang
akan melakukan proses pembelian.apakah tokoh ibu,anak?
5. Pemakai, yaitu siapa yang akan menggunakan produk yang dibeli. Apakah
tokoh ayah,ibu, atau kakek dan nenek?
BAB TIPE-TIPE KONSUMEN
A.
TIPE-TIPE KONSUMEN MENURUT ERNERST KRETSCHMER
1.
Konsumen tipe Piknis
Tipe ini menunjukan bentuk badan bulat, anggota badan pada umumnya
agak pendek, dan wajahnya bulat lebar.Karakter tipe piknis ada yang menunjukan
sifat peramah dan suka berbicara, tenang dan suka humor; ada pula yang sifatnya
pendiam, baik hati, serta yang bersifat praktis energetik.
Adapun cara menghadapi atau melayani tipe piknis antara lain adalah
1. Perhatikan suasana hatinya, dan usahakan berbincang-bincang jika
kelihatan ia menghendakinya.
2. Lakukan percakapan yang menarik, ramah, dan sedikit humor.
3. Jangan mengadakan debat kusir karena pada umumnya mereka mempunyai
kemampuan “bersilat lidah”.
4. Untuk tipe piknis yang pendiam, sebaiknya beri perhatian dengan
cara mengungkapkan, misalnya “ada yang perlu dibantu pak, bu, om tante?”.
5. Jika mereka menunjukan perilaku tertentu yang kurang pantas didengar,
janganlah dipersoalkan karena mereka suka guyon atau humor.
2.
Konsumen tipe Leptosom
Tipe ini menunjukan bentuk tubuh agak kecil dan lemah, bahu tampak
kecil, leher dan anggota badan menunjukan kesan kurus panjang.Karakter tipe
leptosom ada yang menunjukan orang angkuh, idealis.
Adapun cara cara menghadapi atau melayani tipe ini adalah :
1. Hormatilah mereka seperti seorang raja yang harus siap dilayani.
2. Bersikaplah sabar, hormat, bijaksana, dan menurut perintahnya.
3. Jangan menegur mereka dengan cara yang kurang enak, tetapi sapa lah
mereka dengan sikap hormat, tunduk kepada mereka.
3.konsumen tipe Atletis
tipe ini menunjukan bentuk badan kokoh, pundak tampak lebar, dan
pinggul berisi.anggota badannya cukup panjang, badan berotot dan kekar.
Wajahnya bulat telur atau lonjong.Karakternya menunjukan sikap
banyak gerak, tetapi penampilannya kalem, jarang humor, dan mempunyai sifat
tidak lekas percaya dan kaku.
Adapun cara menghadapi atau melayani tipe ini antara lain adalah:
1. Hindarilah berdiskusi atau berdebat kusir.
2. Berilah kesan seakan-akan mereka adalah orang yang pandai.
3. Bersabarah dan jangan menunjukan sikap terburu-buru kepada mereka.
4. Sebaiknya, jika ada pertanyaan yang mereka kemukakan, hendaknya
dijawab dengan penjelasan yang sistematis dan, kalau memungkinkan, dengan alat
peragaan.Karena mereka pada umumnya tidak cepat percaya.
5. Hindarkanlah sikap yang mengecewakan mereka, terutama jika mereka tidak
jadi membeli barang.
B.
TIPE-TIPE KONSUMEN MENURUT JOHNSTONE
1.
Pembeli pria
1. Mudah terpengaruh oleh bujukan penjual
2. Sering tertipu karena tidak sabaran untuk memilih dulu sebelum
membeli sesuatu
3. Punya perasaan tidak enak jika memasuki toko tanpa membeli sesuatu
4. Kurang begitu berminat untuk berbelanja sehingga sering
terburu-buru mengambil keputusan membeli
5. Mudah dipengaruhi oleh nasihat yang baik, argumentasi yang obyektif
Cara yang terbaik untuk memperlakukan pelanggan ini adalah :
1. Dilayani dengan cepat tanpa perlu banyak bicara, kecuali kalau
memang ingin diperlakukan lain, tentunya anda sendiri akan mengetahuinya
2. Setiap penjelasan cukup terbatas hanya pada hal-hal yang ditanyakan
3. Usahakan agar dapat membeli sesuatu yang dirasakannya cocok, jangan
sampai ia menyesal, sebab ia tidak akan kembali lagi ke toko anda nantinya
4. Jangan memperlihatkan barang-barang yang memiliki warna menyolok,
apalagi hal ini sangat memegang peranan penting untuk penjualan barang-barab
mode
2.
Pembeli wanita
1. Tidak mudah terbawa arus atau bujukan penjual.
2. Lebih tertarik pada warna dan bentuk, bukan pada kegunaannya,
karena wanita lebih perasaan daripada pria.
3. Juga lebih banyak tertarik pada “gejala mode”, terutama pada remaja
puteri, dan bahkan belakangan ini remaja putra pun mulai tertarik.
4. Mementingkan status sosial, dalam hal ini wanita jauh lebih peka.
5. Menyenangi hal-hal yang romantis daripada yang objektif. Ini bisa
anda perhatikan pada bunyi reklame yang biasanya berkisar antara kesejahteraan
anak, kebahagiaan rumah tanga, kesehatan suami, dan sebagainya.
6. Mudah meminta pandangan,pendapat, ataupun nasihat dari orang lain.
7. Kurang begitu tertarik pada hal-hal teknis dari barang yang akan
dibelinya.
8. Senang berbelanja sehingga sering kali sukar untuk cepat menentukan
barang mana yang akan dibelinya.
9. Cepat merasakan suasana toko.
Cara yang terbaik untuk memperlakukan langganan wanita adalah :
1. Wanita senang menyediakan banyak waktu untuk berbelanja sehingga
mereka akan merasakan kesenangan tersendiri jika dapat memilih dari persediaan
barang yang banyak.
2. Karena wanita lebih peka akan suasana toko, maka untuk melayaninya
pun diperlukan kesabaran yang tinggi, penuh perhatian, tidak cepat tersinggung,
dan sebagainya.
3. Sangat tertarik jika ada penjualan-penjualan khusus, misalnya
obral, sehingga dapat membeli dengan semurah mungkin.
4. Karena wanita memiliki peranan dalam mengatur “uang belanja”, maka
faktor harga sering kali memainkan pengaruh yang amat penting, apalagi memang
wanita lebih berbakat “hemat” bila dibandingkan dengan pria.
3.
Pembeli remaja
1. Remaja amat mudah terpengaruh oleh rayuan penjual.
2. Mudah terbujuk rayuan ikan, terutama pada kerapian kertas bungkus
(apalagi jika di hiasi dengan warna-warna yang menarik).
3. Tidak berpikir hemat
4. Kurang realistis, romantis, dan mudah terbujuk (implusif).
4.
Pembeli lanjut usia
1. Umumnya kelompok ini memiliki pola berpikir yang sesuai dengan
pengalaman hidupnya. Sering kali menampakkan tingkah laku seolah-olah mereka
adalah yang terpandai; penjual sering dianggap anak kecil yang tidak mengetahui
apapun (seperti anak yang baru lahir).
2. Tidak bisa mengikuti perputaran zaman sehingga sering menanyakan
barang-barang yang sudah tidak diproduksi lagi (bahkan mungkin barang tersebut
sudah berubah bentuk ataupun kualitasnya) sehingga sering kali gagasan mereka
ini terasa “kolot”.
3. Tidak terburu-buru dalam membeli barang, bahkan senang
berbincang-bincang dulu dengan penjual (untuk sekedar meluapkan kesunyian di
rumah).
4. Kehidupan sekarang dirasakannya amat tidak menyenangkan sebab zaman
sekarang adalah zaman tergesa-gesa. Mereka umumnya bertindak lamban dalam
membeli barang.
5. Bersikap tenang dan ramah, terutama kaum wanitanya cenderung untuk
menunjukan rasa keibuannya kepada yang lebih muda (juga kepada pelayan toko).
Cara yang terbaik untuk memperlakukan langganan lanjut usia adalah:
1. Harus banyak menyisihkan waktu untuk melayaninya, penuh pengertian
dan kesabaran disesuaikan dengan kecepatan gerak langganan.
2. Dengarkan nasihat-nasihat mereka dengan baik, dan jangan secara
langsung mencoba berdiskusi tentang zaman gemilang yang lampau.
3. Bila harus menasihatinya, janganlah berbuat seolah-olah nasihat
tersebut datangnya dari orang yang lebih muda, tetapi coba usahakan kesan bahwa
nasihat tersebut datang dari orang yang sebaya dengannya. Misalnya “ menurut
nenek barang ini amat baik mutunya”.
4. Dapat juga meminta tolong kepada penjual yang agak lanjut usia
sebab biasanya langganan akan lebih percaya. Cara ini biasa dipakai jika
langganan merasa dirinya yang paling pandai atau langganan merasa sukar
mengambil keputusan.
5.
Pembeli pendiam
Ini merupakan tipe langganan yang paling sulit dihadapi sebab
penjual tidak mempunyai pegangan untuk dapat mulai mencoba mengadakan
percakapan. Hal ini biasanya disebabkan oleh:
1. Adanya rasa malu sehingga pembeli tidak memiliki keberanian untuk menyatakan
pendapatnya dengan jelas. Kesukaran yang demikian tidak hanya terdapat pada
anak kecil saja, tetapi pada orang dewasa juga.
2. Adakalanya pembeli tidak mau atau segan berbicara karena sedang
memikirkan sesuatu, mungkin sedang berpikir tentang untung dan ruginya jika ia
jadi membeli barang ini, atau sedang memikirkan harganya. Biasanya langganan
yang demikian adalah orang yang mengetahui betul apa-apa yang diinginkannya.
3. Biasanya, jika pembeli tidak dapat memusatkan pikirannya pada suatu
barang, sering dapat menunjukan kesan gugup, ia mencoba untuk mencari sesuatu
yang ia sendiri tidak tahu sehingga sebelum pelayanan selesai menerangkan suatu
barang, perhatian langganan sudah beralih lagi kepada barang lain tanpa ia
dapat memberikan komentar terlebih dulu.
4. Kurang kemampuan berbicara yang mungkin dapat disebabkan oleh
adanya kerusakan organis ataupun kelainan psikis.
Cara yang terbaik untuk memperlakukan pembeli pendiam ini adalah:
1. Pembeli yang pemalu akan merasa tentram jika dihadapi dengan sikap
ramah-tamah, hormat dan penuh perhatian. Pembeli pemalu biasanya cenderung
untuk cepat membeli. Disini harus diusahakan jangan sampai langganan tersebut
membeli sesuatu hanya untuk menghilangkan rasa malunya saja, harus jeli untuk
dapat menolongnya dalam memilih barang-barang yang akan dibelinya agar kelak
langganan tidak merasa menyesal.
2. Jika pembeli tampaknya sedang memikirkan sesuatu, sebaiknya jangan
diajak bicara, sebab dapat mengacaukan pikirannya.Cukup bila dilontarkan
pertanyaan yang dapat menarik perhatiannya hanya kepada barang-barang yang akan
dibelinya, misalnya: “bagaimana pendapat bapak...?apakah ini cukup baik dan
praktis?”
3. Harus dicoba menarik perhatian pembeli yang kurang dapat memusatkan
perhatiannya, misalnya dengan cara menggerakkan tangan atau dengan berbicara
yang menarik.jika perhatian pembeli tadi sudah dapat terpusatkan kembali, harus
ditunjukkan dan didemonstrasikan agar perhatian pembeli ini tidak buyar lagi,
bahkan jika memungkinkan, usahakan agar barang tersebut dapat dipegang atau langsung
dicobanya.
4. Seandainya dijumpai pembeli
yang mengalami hambatan dalam kemampuan berbicara, janganlah sekali-kali
hal ini diperhatikan.usahakanlah berpura-pura tidak menganggapnya sebagai orang
yang memiliki kelainan bicara.Mereka akan merasa tentram jika tidak ditatap.
Berbicaralah dengan tenang, dan arahkan pandangan pada barang-barang yang akan
dibelinya.usahakan untuk senantiasa dapat terus menjalin percakakapan. Jangan
menunjukan rasa kasihan, tetaplah bersikap wajar sebagaimana sikap menghadapi pembeli-pembeli
lainnya.
Yang masih harus diperhatikan adalah:
1. Hampir setiap orang sangat senang dapat mendengarkan suaranya
sendiri. Pada dasarnya manusia senang berbicara, begitu juga pembeli pendiam,
dan mereka akan sangat berterima kasih jika diajak ikut berbicara, misalnya
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menarik perhatian
mereka.
2. Pertanyaan-pertanyaan isi hati mereka ini umumnya dapat dipercaya
dan mempunyai nilai tinggi. Hal ini dapat dilihat pada pancaran air mukanya.
Dan jangan lupa, menghadapi pembeli pendiam ini sangat membutuhkan kesabaran,
dan mereka dapat ditolong dengan sikap sabar dan ramah.
6.
Pembeli Yang Suka Berbicara
Ada orang yang mengetahui bagaimana cara yang baik untuk dapat
memulai percakapan, tetapi tidak mengetahui bagaiamana cara menghentikannya.
Ciri seorang pembeli yang suka berbicara ini amat mudah diketahui: ia masuk
toko sambil berbicara ini amat mudah diketahui, bahkan sering kali berbicara
tentang 1001 macam masalah tanpa menyinggung tujuannya memasuki toko sehingga
sering kali objek pembicaraan menjadi ngawur tanpa batas.
Jika menghadapi situasi yang demikian, penjual secara bijaksana
harus dapat mengalihkan perhatian pembeli kepada barang yang dibutuhkannya.
Seandainya pembeli terus berbicara tanpa berhenti, pada saat-saat percakapan
tersebut mendadak berhenti, penjual harus segera dapat mengalihkan pembicaraan
kepada barang apa yang akan dibelinya. Hal ini memberi kesan bahwa dia telah
mendapat penuh perhatian sehingga pembeli merasa senang; dan memang hal
tersebut yang dibutuhkannya. Pembeli memang butuh menjadi pusat perhatian.
7.
Pembeli yang gugup
Dalam menhadapi pembeli yang gugup usahakanlah penampilan setenang
mungkin. Jangan sampai ada tingkah laku anda yang mengesankan keragu-raguan
karena hal ini akan membuat pembeli semakin terburu-buru dan semakin gugup.
Jika kondisi ruangan yang memungkinkan, sebagai langkah pertama
adalah menyilakannya duduk. Hal ini akan sangat dirasakan oleh pembeli sebagai
suatu pertolongan.
Jangan sekali-kali mencoba menjual barang melebihi apa yang
dimintanya, sebab dapat membawa efek yang sebaliknya. Dan yang penting anda
harus memusatkan perhatian pembeli hanya kepada hal yang ditujunya. Yang juga
perlu diperhatikan, janganlah menunjukkan kesan “tahu” bahwa pembeli adalah
penggugup. Hal ini dapat membuat sakit hati atau pun rasa tersinggung, dan
ketegangan demikian dapat menyulitkan pembeli.
8.
Pembeli yang ragu-ragu
Keraguan biasanya disebabkan oleh:
1. Pendidikan yang salah. Jika sejak kecilnya seseorang tidak pernah
dilatih untuk mencoba memutuskan sesuatu dan bertanggung jawab dengan segala
risiko dari keputusan yang telah diambilnya, maka otomatis orang tersebut
menjadi peragu serta senantiasa takut untuk memutuskan sesuatu.
2. Kondisi keuangan yang kurang memungkinkan secara cepat memutuskan
sesuatu sehingga pembeli harus berpikir dua kali.
3. Barang yang akan dibeli adalah untuk orang lain, dan pembeli harus
lebih berhati-hati agar tidak salah beli.
Cara yang terbaik untuk memperlakukan langganan yang ragu-ragu
adalah:
1. Landasan utama bagi setiap penjual adalah kepercayaan, terutama
terhadap langganan yang ragu-ragu, penjual harus dapat merebut kepercayaan itu.
2. Pembeli harus merasa senang
3. Pembeli jangan terlalu banyak diberi pilihan.
4. Coba mengikuti selera pembeli. Jangan memaksakan pendapat.
5. Harus diusahakan agar pembeli mau bicara. Oleh karena itu,
usahakanlah untuk memperoleh komentar dari pembeli tentang barang-barang yang
telah ditunjukkan.
6. Jika ada pembeli telah memperoleh barang menurut seleranya, harus
ada usaha untuk dapat meyakinkannya agar ia mau membeli barang tersebut; tetapi
hati-hati jangan sampai menampakkan kesan memaksa. Usahakanah seolah-olah
pembeli telah memutuskan sesuatu atas kemauannya sendiri.
7. Keragua-raguan pembeli yang harus membeli barang untuk orang lain dapat
kita pecahkan dengan cara memberikan jaminan: seandainya salah, barang dapat
ditukar atau dikembalikan.
8. Untuk masalah kesulitan harga, secara halus dan bijaksana dapat
ditawarkan cara lain yang dapat memudahkan pembayarannya. Akan tetapi, disini
harus harus lebih berhati-hati, terutama kalau pembeli tidak memintanya sebab
khawatir kalau pembeli merasa tersinggung.
9.
Pembeli pembantah
Dalam praktek kita sering harus berhadapan dengan orang yang
senantiasa membantah segala sesuatu yang di ungkapkan oleh orang lain. Biasanya
tipe orang yang demikian jika memasuki toko suka membuat gaduh suasana,
mengganggu pelayanan, dan sebagainya. Orang demikian menganggap bahwa dirinya
adalah yang paling pandai, dan senantiasa segan mendengarkan argumen orang lain
tentang suatu jenis barang. Di sini sebaiknya dijaga agar tidak terjadi diskusi
yang berlarut-larut.
Cara yang terbaik untuk memperlakukan pembeli pembantah adalah:
1. Jangan memperlihatkan reaksi bahwa pembeli adalah pihak yang salah
sebab, jika demikian, dikhawatirkan akan timbul diskusi yang berkepanjangan,
perdebatan besar, dan akhirnya akan kehilangan pembeli.
2. Perlihatkan sikap tenang, tidak gugup, dan jangan marah.
3. Batasilah percakapan hanya pada barang yang akan dibelinya, dan
jangan sampai menyimpang dari pokok pembicaraan.
4. Kemukakan argumen walaupun senantiasa dibantah sebab lama kelamaan
pembeli pun dapat bersikap baik jika bantahan tadi dijawab dengan baik, fasih,
dan tetap tenang.
5. Kadang kala perlu juga sekali-kali mengulangi beberapa argumen yang
dianggap penting.
6. Jangan sampai anda terpancing untuk berbicara ngawur.
7. Bila harus membantah juga, kemukakan hal tersebut dengan cara yang
bijaksana. Mungkin anda harus mengiyakannya terlebih dahulu, seperti “ya, dari
sudut pandangan anda hal tersebut memang dapat dibenarkan, tetapi...mungkin
dari sudut padangan yang lain bisa saja pandangan anda terasa kurang relevan”.
8. Jika dapat mengikuti percakapan dengan sungguh-sungguh, akan dapat
lebih mudah lagi untuk melihat lubang kelemahan dari argumentasi-argumentasi yang
dilontarkannya, dan anda dapat menguasai pembicaraan tersebut tanpa
disadarinya. Tentunya langganan ini akan merasa senang atas perhatian yang
diterimanya, dan secara langsung biasanya langganan tersebut akan berubah sikap
menjadi lebih lunak.
10. Pembeli pendatang
Kadang-kadang akan dijumpai kesulitan juga jika menghadapi pembeli
yang datang dari arah pedesaan. Untuk menghadapi pembeli demikian perlu sekali
disediakan banyak waktu agar mereka dapat berbelanja dengan tenang, sesuai
dengan alam pedesaan yang mereka nikmati sehari-harinya. Juga mereka sangat
mengharapkan perhatian penuh dari pelayan toko.
11. Pembeli yang sadar
Pembeli yang sadar adalah pembeli yang yakin terhadap dirinya
sendiri dan sudah mengetahui sebelumnya apa yang akan dibelinya. Biasanya
dengan penuh keyakinan mereka melangkah memasuki toko, lalu menyatakan
keperluannya dengan ringkas dan jelas serta tidak akan banyak membuang waktu
dalam menentukan barang apa yang akan dibelinya.
Cara yang terbaik untuk memperlakukan pembeli yang sadar:
1. Pembeli ini sudah biasa menentukan pilihannya sebelum ia masuk ke
sebuah toko, dan orang semacam ini biasanya sulit untuk dipengaruhi. Ia dapat
segera dilayani sebagaimana biasa dan...selesai. akan tetapi, seandainya
terpaksa harus menasihatinya, maka segala sesuatunya harus dikatakan dengan
ringkas, tegas, jelas, serta penuh penghormatan dan bijaksana.
2. Adakalanya orang yang demikian itu tidak menampakkan diri dalam
penampilannya. Biasanya mereka bergerak agak lamban, dan selalu penuh
perhatian. Bila menghadapi profil yang demikian anda harus dapat bersabar
sedikit sebab mereka umumnya ingin memeriksa terlebih dahulu dengan teliti
barang yang akan dibelinya. Keuntungannya jarang terjadi penukaran barang.
12. Pembeli yang curiga
Pembeli yang curiga adalah pembeli yang selalu mencari kesalahan
pada barang-barang yang akan dibelinya atau kesalahan dari
penjelasan-penjelasan yang dikemukakan oleh pelayan toko. Mereka umumnyab
adalah orang yang tidak tenang dan selalu merasa curiga akan diperas atau
ditipu.
Adapun penyebab kecurigaan itu adalah:
1. Pernah mengalami salah beli pada waktu yang lampau.
2. Memang memiliki karakter yang selalu merasa curiga terhadap apa
yang dijumpainya.
Menghadapi pembeli yang demikian memang cukup sulit, apalagi jika
“sifat curiga” tersebut merupakan karakternya. Jika anda sendiri yang menjadi
fokus kecurigannya, cobalah anda meminta maaf serta mengakui kesalahan sehingga
tidak terjadi kesalahpahaman, dan kecurigaan tadi dapatlah berkurang atau
malahan hilang sama sekali.
Jika memang bukan anda yang menjadi fokus kecurigaannya,
usahakanlah menunjukan bahwa kecurigaan tersebut tidak beralasan. Tentunya anda
harus dapat menjelaskannya dengan tepat dan benar.
Sekarang, cara yang dapat dipakai untuk menghadapi langganan yang
demikian agar mau membeli adalah:
1. Usahakanlah untuk memberikan “jaminan” yang baik serta kesempatan
untuk dapat menukarkan kembali jika terjadi kekeliruan pembelian. Hal ini harus
ditekankan betul-betul.
2. Jangan menimbulkan kesan bahwa penjual lebih unggul, bersikap
ragu-ragu, bimbang, sebab hal tersebut dapat membangun rasa curiga.
3. Berilah kesempatan kepada pembeli untuk secara teliti memeriksa
barang yang akan dibelinya. Bila perlu dapat didemonstrasikannya terlebih
dahulu sehingga pembeli percaya akan kualitasnya.
4. Bersikap tenang, tidak terpancing diskusi, serta mampu memberikan
argumen yang baik.
13. Pembeli yang angkuh
Sewaktu-waktu akan
ditemui pembeli yang akan merasa menjadi pusat pehatian. Hal ini dapat
diperlihatkan dalam tingkah lakunya seperti kesenangan membual, dan mereka
tidak memiliki sikap lain kecuali keangkuhan. Biasanya sikap ini timbul sebagai
kompensasi dari adanya ”rasa rendah diri” yang parah sehingga mereka senentiasa
memberikan kesan tertentu terhadap lingkungannya.
Menghadapi pembeli yang
demikian memang sulit. Mereka umumnya mudah dikenal, sebab apa yang mereka
lakukan biasanya selalu berlebihan, congkak, mencoba memaksa untuk menjatuhkan
harga barang dan untuk mendorong diri mereka sendiri. Pada umumnya mereka ingin
menggagalkan penjualan dengan mengemukakan alasan-alasan yang “picik”.
Cara yang terbaik untuk
memperlakukan langganan angkuh:
1.
Jangan merasa tertekan oleh sikapnya.
2.
Bersikap ramah tamah dan hormat
3.
Tetap sabar, dan segala sikapnya tersebut jangan
terlalu anda tanggapi dengan serius. Anda dapat menganggapnya sebagai humor dan
hiuran yang segar. Dengan cara demikian segala kejengkelan yang ada dapat
hilang.
4.
Usahakan kesan bahwa pembeli memang orang yang
bermartabat tinggi.
BAB FAKTOR SUKSES DALAM MENJUAL
Pada dasarnya terdapat
3 komponen SUKSES dalam menjual yaitu:
1.
Penguasaan materi (product knowledge).
Setiap sales person atau tenaga penjual wajib menguasai produk yang dijual. Hal
ini bisa diperoleh melalui training, belajar dengan atasan dan rekan sejawat.
Setiap sales person dituntut untuk mengetahui A-Z mengenai produk tersebut
mulai dari kelebihannya maupun kekurangannya. Dan lebih baik lagi apabila juga
mengetahui produk competitor. Informasi seputar produk merupakan gambaran yang
menjadi senjata jualan konsumen yang dituju.
2.
Kemampuan komunikasi. Sebagai ujung tombak
sebuah pemasaran produk, sales person dituntut untuk memiliki komunikasi yang
baik. Hal tersebut memang sudah menjadi tugas mereka untuk menyampaikan
informasi kepada konsumen sehingga informasi tersebut menjadi sebuau kebutuhan bagi konsumen.
Dasar-dasar kemampuan komunikasi dilandasi oleh beberapa hal yaitu:
·
Pengetahuan mengenal konsumen
·
Komunikasi tatap muka
·
Menjual secara persuasive
·
Mengatasi keberatan calon pembeli
3.
Penampilan. Tugas utama tenaga
penjual adalah memasarkan produk atau jasa kepada konsumen. Oleh sebab itu
frekuensi bertemu engan banyak orang sangatlah sering. Semakin banyak bertemu
orang maka semakin besar peluang anda untuk mencapai taget penjualan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini penampilan merupakan salah satu factor utama dalam
keberhasilan tenaga penjual dalam memberiakn kesan positif dan keyakinan kepada
konsumen untuk memulai sebuah hubungan penjualan. Seorang tenaga penjual?sales
person harus bisa mengadaptasi penampilan sesuai dengan criteria produk atau
jasa yang ditawarkan.
Ingatlah bahwa menjual
adalah pekerjaan yang menyenangkan, penuh tantangan,dan tidak membosankan serta
hasilnya bagaikan melukis di atas kanvas yang bisa dinikmati tanpa batas.
BAB SEGMENTASI PASAR
A. PENGERTIAN SEGMENTASI PASAR
Philip kotler,(jaka waksana, 1968:352) mengemukakan bahwa:
“segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan memerlukan bauran pemasaran sendiri”.
dalam hal ini perusahaan dapat menetapkan berbagai cara yang berbeda-beda ntuk memisahkan pasar, kemudian mengembangkan profil-profil yang ada pada detiap segmen pasar dan menilai daya tarik dari masing-masing segmen tersebut.
Philip kotler,(jaka waksana, 1968:352) mengemukakan bahwa:
“segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan memerlukan bauran pemasaran sendiri”.
dalam hal ini perusahaan dapat menetapkan berbagai cara yang berbeda-beda ntuk memisahkan pasar, kemudian mengembangkan profil-profil yang ada pada detiap segmen pasar dan menilai daya tarik dari masing-masing segmen tersebut.
B. MANFAAT PENGGUNAAN SEGMENTASI PASAR
manfaat segmentasi pasar antara lain yaitu:
1. Dengan cepat dapat mendeteksi kecenderungan perubahan pasar.
2. Merencanakan produk yang sesuai dengan permintaan paar.
3. Menentukan penampilan secara efektif.
4. Memanfaatkan penggunaan promosi yang layak dalam media yang benar pada segmen dengan keuntungan yang terbesar.
manfaat segmentasi pasar antara lain yaitu:
1. Dengan cepat dapat mendeteksi kecenderungan perubahan pasar.
2. Merencanakan produk yang sesuai dengan permintaan paar.
3. Menentukan penampilan secara efektif.
4. Memanfaatkan penggunaan promosi yang layak dalam media yang benar pada segmen dengan keuntungan yang terbesar.
C.
PERSYARATAN SEGMENTASI
YANG EFEKTIF
1. Dapat diukur.
besar dan daya beli setiap segmen harus dapat diukur dengan tingkat tertentu
2. Dapat dicapai.
seberapa jauh segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3. Cukup besarnya.
suatu kelompok akan pantas disebut segmen apabila cukup besar atau cukup menguntungkan. Jadi satu segmen harus merupakan kelompok yang homogeny.
4. Dapat dilaksanakan
seberapa jauh program efektif dapat disusun untuk menarik untuk segmen
1. Dapat diukur.
besar dan daya beli setiap segmen harus dapat diukur dengan tingkat tertentu
2. Dapat dicapai.
seberapa jauh segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3. Cukup besarnya.
suatu kelompok akan pantas disebut segmen apabila cukup besar atau cukup menguntungkan. Jadi satu segmen harus merupakan kelompok yang homogeny.
4. Dapat dilaksanakan
seberapa jauh program efektif dapat disusun untuk menarik untuk segmen
D.
PELAKSANAAN SEGMENTASI PASAR
Tahap ke 1
Pembatasan masalah atau menentukan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Misalnya segmentasi pasar pasar dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang respon dari strategi pemasaran pada suatu perusahaan (seperti harga perubahan produk, penawaran produk baru, iklan). Ahli pemasaran dapat pula membuat konsep untuk tes mempelajari untuk mengetahui minat, kesukaan atau ketidaksukaan konsumen terhadap produk baru berdasarkan karakteristik sikap, demografis dan sosial ekonominya.
Tahap ke 2
Memilih suatu dasar segmentasi. Dalam memilih dasar segmentas ada dua metode yaitu metode apriori dan metode clustering. Metode apriori digunakan jika kemajuan didasarkan untuk dasar segmentasi. Misalnya, dampak terhadap kenaikan harga, penkuran penghasilan konsumen sebagai dasar segmentasi. Sedangkan metode clustering digunakan untuk memilih dasar segmentasi.misalnya, variabel kelompokkonsumen, seperti kebutuhan, sikap, dan karakteristik gaya hidup konsumen. Selama memilih dasar segmentasi, ahli pemasaran harus dapat menentukan apakah elastisitas dari perbedaan kelompok nyata dan merupakan faktor penyebab atau paling tidak ada hubungan dengan perbedaan diantara kelompok. Faktor tersebut harus dapat didentifikasi, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam membagi pasar ke dalam segmen-segmen.
Tahap ke 3
Memilh descriptor untuk membatasi (memberi batasan), karakteristik atau apa saja yang berhubungan dengan dasar segmentasi. Descriptor dari segmen termasuk pada variabel jenis kelamin, tingkat sosial kelas konsumen. Dalam menentukan dasar memilih untuk segmentasi dan descriptor segmen sering timbul persoalan, seperti segmen-segmen dengan perubahan elastisitas untuk variabel-variabel pemasaran tidak dapat diidentifikasi dalam bentuk standar demografis atau descriptor segmen lainnya. Sebaliknya, segmen-segmen dibatasi dalam bentuk demografis yang dapat diidentifikasikan,tetapi tidak ada perubahan elastisitas untuk variabel pemasaran. Maka dari ahli itu pemasaran tidak dapat menemukan kejelasan diantara descriptor segmen dan dasar memilih untuk segmentasi yang dapat membatasi implementasi strategi. Masalah lain termasuk kemampuan manajemen untuk menggunakan informasi tentang penguraian (descriptor) segmen bahwa deskriminasi di anatara segmen sebagai inout untuk merencanakan strategi pemasaran. Descriptor harus dapat memberikan alasan agar dapat menemukan variabel yang berhubungan dengan keputusan.
Tahap ke 4
Memilih contoh konsumen, sebagai kelompok yang mewakilkan dari populasi besar yang mempunyai minat. Hal ini untk riset dan identifikasi segmen dengan biaya rendah. Kemudian menentukan segemn dengan mengidentifikasi berdasar koosumen yang menjadi pilhan.
Tahap ke 5
Peneliti pasar mengadakan pengumpulan data aktual pada uraian segmen dari sampel konsumen. Apabila data tersebut telah diperoleh, maka ahli pemasaran selain percaya pada data primer perlu pula mendapatkan data sekunder dari sumber-sumber lainnya.
Tahap ke 6
Peneliti membentuk segmen dengan memilih sampel kelompok konsumen termasuk kategori yang di dasarkan pada pilihan desriptor konsumen. Ahli pemasaran harus dapat membatasi dan menggunakan dasar pembagian untuk menentukan pada yang mana segmen untuk setiap sampel konsumen yang akan ditentukan.
Tahap ke 7
Menentukan profil segmen. Menetapkan profil segmen berdasarkan pada perbedaan karakteristiknya. Contohnya, segmen untuk TV (televisi) didasarkan pada karakteristik pendidikan, penghasilan, harga, nilai tertentu.
Tahap ke 8
Memindahkan hasil ke dalam strategi pemasaran. Selama tahap ini ahli pemasaran dapat menggunakan segmen dengan menaksir ukuran dan profil untuk memih target kelompok pasar serta memanfaatkannya dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi strategi pemasaran yang layak.
Tahap ke 1
Pembatasan masalah atau menentukan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Misalnya segmentasi pasar pasar dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang respon dari strategi pemasaran pada suatu perusahaan (seperti harga perubahan produk, penawaran produk baru, iklan). Ahli pemasaran dapat pula membuat konsep untuk tes mempelajari untuk mengetahui minat, kesukaan atau ketidaksukaan konsumen terhadap produk baru berdasarkan karakteristik sikap, demografis dan sosial ekonominya.
Tahap ke 2
Memilih suatu dasar segmentasi. Dalam memilih dasar segmentas ada dua metode yaitu metode apriori dan metode clustering. Metode apriori digunakan jika kemajuan didasarkan untuk dasar segmentasi. Misalnya, dampak terhadap kenaikan harga, penkuran penghasilan konsumen sebagai dasar segmentasi. Sedangkan metode clustering digunakan untuk memilih dasar segmentasi.misalnya, variabel kelompokkonsumen, seperti kebutuhan, sikap, dan karakteristik gaya hidup konsumen. Selama memilih dasar segmentasi, ahli pemasaran harus dapat menentukan apakah elastisitas dari perbedaan kelompok nyata dan merupakan faktor penyebab atau paling tidak ada hubungan dengan perbedaan diantara kelompok. Faktor tersebut harus dapat didentifikasi, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam membagi pasar ke dalam segmen-segmen.
Tahap ke 3
Memilh descriptor untuk membatasi (memberi batasan), karakteristik atau apa saja yang berhubungan dengan dasar segmentasi. Descriptor dari segmen termasuk pada variabel jenis kelamin, tingkat sosial kelas konsumen. Dalam menentukan dasar memilih untuk segmentasi dan descriptor segmen sering timbul persoalan, seperti segmen-segmen dengan perubahan elastisitas untuk variabel-variabel pemasaran tidak dapat diidentifikasi dalam bentuk standar demografis atau descriptor segmen lainnya. Sebaliknya, segmen-segmen dibatasi dalam bentuk demografis yang dapat diidentifikasikan,tetapi tidak ada perubahan elastisitas untuk variabel pemasaran. Maka dari ahli itu pemasaran tidak dapat menemukan kejelasan diantara descriptor segmen dan dasar memilih untuk segmentasi yang dapat membatasi implementasi strategi. Masalah lain termasuk kemampuan manajemen untuk menggunakan informasi tentang penguraian (descriptor) segmen bahwa deskriminasi di anatara segmen sebagai inout untuk merencanakan strategi pemasaran. Descriptor harus dapat memberikan alasan agar dapat menemukan variabel yang berhubungan dengan keputusan.
Tahap ke 4
Memilih contoh konsumen, sebagai kelompok yang mewakilkan dari populasi besar yang mempunyai minat. Hal ini untk riset dan identifikasi segmen dengan biaya rendah. Kemudian menentukan segemn dengan mengidentifikasi berdasar koosumen yang menjadi pilhan.
Tahap ke 5
Peneliti pasar mengadakan pengumpulan data aktual pada uraian segmen dari sampel konsumen. Apabila data tersebut telah diperoleh, maka ahli pemasaran selain percaya pada data primer perlu pula mendapatkan data sekunder dari sumber-sumber lainnya.
Tahap ke 6
Peneliti membentuk segmen dengan memilih sampel kelompok konsumen termasuk kategori yang di dasarkan pada pilihan desriptor konsumen. Ahli pemasaran harus dapat membatasi dan menggunakan dasar pembagian untuk menentukan pada yang mana segmen untuk setiap sampel konsumen yang akan ditentukan.
Tahap ke 7
Menentukan profil segmen. Menetapkan profil segmen berdasarkan pada perbedaan karakteristiknya. Contohnya, segmen untuk TV (televisi) didasarkan pada karakteristik pendidikan, penghasilan, harga, nilai tertentu.
Tahap ke 8
Memindahkan hasil ke dalam strategi pemasaran. Selama tahap ini ahli pemasaran dapat menggunakan segmen dengan menaksir ukuran dan profil untuk memih target kelompok pasar serta memanfaatkannya dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi strategi pemasaran yang layak.
Komentar
Posting Komentar